Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Siswa Kelas XI hotel 1 SMK Sahid Surakarta Tahun Pelajaran 2021/2022

Ari Setyawan, S.Pd.I

arisetyawan578@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersiklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan dasar yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Juli-Agustus 2021. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta yang berjumlah 29 siswa yang beragama Islam. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi,tes tertulis dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI . Hal ini terbukti berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa yang dilakukan pada siklus I mencapai 45% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 66,25% dan pada siklus II lebih meningkat menjadi 91,25%. Sejalan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL), hal serupa terjadi pada tes hasil kemampuan siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil tes kemampuan akhir siklus I diperoleh hasil kemampuan siswa dengan kemampuan mempertanyakan permasalahan mencapai 67,24% dan pada siklus II lebih meningkat lagi hingga mencapai 81,89% kategori sangat tinggi, hasil tes kemampuan akhir siklus I kemampuan menguji kebenaran permasalahan mencapai 43,10% dan pada siklus II mencapai 93,10% kategori sangat tinggi, hasil tes siklus I kemampuan menilai/membandingkan hasil dengan kriteria mencapai 42,67% dan pada siklus II meningkat hingga mencapai 92,67% kategori sangat tinggi dan hasil tes kemampuan membuat kesimpulan dari solusi permasalahan mencapai 65,51% dan pada siklus II meningkat hingga mencapai 97,41% kategori sangat tinggi. berdasarkan hasil tes penilaian peningkatan hasil belajar siswa kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta pada siklus I diperoleh rata-rata persentase hasil belajar siswa kelas XI HOTEL 1 pada kategori sedang dengan persentase 52,24% dan mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II kategori sangat tinggi dengan persentase 90%. Berdasarkan analisis hasil tes siklus I dan siklus II, hasil belajar siswa kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta mengalami peningkatan pada setiap indikatornya.

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Peningkatan Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam

 

PENDAHULUAN

Sering dijumpai masalah pada siswa, ketika berlangsung proses pembelajaran siswa yang bersifat pasif diminta menelan saja hal-hal yang disampaikan oleh guru. Kegiatan sistem tuang dapat menyebabkan terjadinya pengerdilan potensi anak, padahal setiap anak lahir dengan potensi yang luar biasa (Widowati, 2012: 9). Disini siswa banyak mengalami problem antara lain, malas karena apa yang dikatakan tidak puas. Ngantuk karena suasananya kurang hidup. Para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta siswa agar siswa bertanya jika ada hal yang belum tau atau kurang paham untuk berbicara. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam semestinya memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif. Guru hendaknya dapat mengembangkan proses pembelajaran aktif sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa, siswa tidak hanya mampu ahli menghafal melainkan aktif dalam pembelajaran. Materi Pendidikan Agama Islam pada dasarnya berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori (Lufri, 2007: 17).

Salah satu cara yang dapat membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi (Riswati, Alpusari, Marhadi, 2018). Setelah penulis melakukan observasi lapangan di SMK Sahid Surakarta, terlihat bahwa guru bidang studi Pendidikan Agama Islam mengajar sudah menggunakan metode pembelajaran ceramah, tetapi penggunaan model Problem Based Learning (PBL) ini belum pernah digunakan terutama di kelas XI HOTEL 1. Sejauh ini, dari pengamatan dan hasil wawancara penulis, guru cenderung menggunakan metode teacher center. Siswa juga kurang aktif dan cendrung pasif, setiap diberi pertanyaan tidak satupun siswa berani menjawabnya. Demikian juga, setiap diberi kesempatan bertanya tidak satupun siswa yang berani untuk bertanya dan mau menunjukkan kemampuan untuk menunjukkan ide atau gagasan dan siswa lebih cendrung menghafal materi dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI HOTEL 1 semester genap. Untuk memupuk kreativitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, terutama menyangkut kemampuan cara berpikir siswa, maka perlu suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa menjadi pemikir yang baik, yang mampu memberikan banyak alternatif jawaban terhadap suatu permasalahan.

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X SMK Sahid Surakarta khususnya guru lebih berorientasi kepada teacher center. Sehingga siswa-siswi kelas XI HOTEL 1 di SMK Sahid Surakarta  kurang aktif dan tidak kritis dalam menanggapi suatu pembelajaran. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan tidak melatih siswa untuk berpikir secara kritis pada materi ibadah  Puasa. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Berdasarkan nilai ulangan dari buku nilai guru, siswa kelas XI HOTEL 1 nilai hasil belajarnya masih tergolong rendah, dari data yang diperoleh peneliti di sekolah tersebut hasil belajar siswa pada materi Puasa yang belum tuntas 18 orang atau 64,28% siswa mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan batas minimum (KBM), dan 10 orang atau 35,71% diantaranya memperoleh nilai diatas standar ketuntasan batas minimum (KBM). Rata-rata nilai ulangan harian Pendidikan Agama Islam siswa yang didapatkan sebesar 59,65 sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah adalah 75.

 

METODE PENELITIAN

Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama” (Arikunto, 2012: 1). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) (Iskandar, 2012: 48).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

SMK Sahid Surakarta merupakan salah satu sekolah swasta di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, SMK Sahid Surakarta memiliki 7 kelas di tingkatan keals XI yang terdiri dari kelas XI HOTEL 1,XI HOTEL 2,XI BOGA 1,XI BOGA 2,XI BOGA 3,XI BUSANA DAN XI, Kelas XI HOTEL 1 terdiri dari 29 siswa. Siswa yang ada di kelas XI HOTEL 1 memiliki kemampuan yang bervariasi dari siswa yang pandai sampai dengan siswa yang memiliki kemampuan akademik yang kurang.

Untuk mengetahui kondisi awal dalam hasil belajar yang dilakukan oleh siswa kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta, Peneliti melakukan pengambilan data nilai ulangan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang tertera pada tabel dibawah ini.

Kondisi awal nilai ulangan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI HOTEL 1 masih rendah.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2021 dengan 31 Agustus 2021. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan satu pertemuan pemberian tindakan dan satu kali pertemuan tes kemampuan memecahkan masalah akhir siklus yang setiap pertemuannya terdiri dari 2×45 menit. Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus disesuaikan dengan rencana pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengunakan model Problem Based Learning (PBL). di kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut maka diperoleh data-data yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Preoblem Based Learning (PBL) kelas XI HOTEL 1 di SMK Sahid Surakarta.

 

1.       Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan pembelajaran yang dimulai pada tanggal 17 Juli 2021 dan diakhiri pada tanggal 24 juli 2023 dengan memberikan tes kemampuan memecahkan masalah akhir siklus I kepada siswa. Dalam pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a)      Tahap Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi Ibadah puasa membentuk pribadi yang bertakwa yang akan dipelajari dengan model Problem Based Learning (PBL), menyusun dan mempersiapkan bahan ajar, menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran, dan mempersiapkan soal tes kemampuan memecahkan masalah siswa akhir siklus I dan menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran.

Tabel 4.2 Jadwal Perencanaan (Siklus I)

NoHari/tanggalPertemuanMateri
1Senin 17 Juli 2021Pertemuan I-Pengertian Puasa dan dasar hukumnya. -Syarat-syarat Puasa -Rukun-rukun Puasa
2Senin 24 Juli 2021Pertemuan IITes Kemampuan (Siklus I)

b)     Tahap Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran kepada guru untuk melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus I Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan pemberian tindakan, dan satu kali pertemuan tes kemampuan memecahkan masalah siklus I yang dilakukan selama 2×45 menit atau 2 jam pelajaran dengan pokok bahasan Ibadah Puasa membentuk Pribadi yang Bertakwa. Peneliti dan guru berkolaborasi melaksanakan penelitian tindakan kelas. Peneliti dibantu satu pengamat yang akan diamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang sudah peneliti sediakan. Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

2.       Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan pembelajaran yang dimulai pada hari Senin tanggal 31 juli 2023 dan diakhiri pada hari Senin tanggal 7 agustus dengan memberikan tes kemampuan akhir siklus II kepada siswa. Dalam pelaksanaan siklus II kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a)      Tahap Perencanaan Siklus II

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi sistem pernafasan dalam sub pokok bahasan orang-orang yang boleh tidak melaksanakan puasa ramadhan dan tata cara puasa yang akan dipelajari dengan model Problem Based Learning (PBL), menyusun dan mempersiapkan bahan pembelajaran yang akan digunakan, menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran dan mempersiapkan soal tes kemampuan akhir siklus II. dan menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran.

Tabel 4.10

Jadwal Perencanaan Siklus II

NoHari/tanggalPertemuanMateri
1Senin 31 Juli 2021Pertemuan I-orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadhan. -tatacara melaksanakan puasa wajib.
2Senin 7 Agustus 2021Pertemuan IITes Kemampuan Berpikirkritis (Siklus II)

 

b)     Tahap Pelaksanaan Siklus II

Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus II Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam satu kali pertemuan pemberian tindakan, dan satu kali pertemuan tes kemampuan memecahkan masalah siklus II yang dilakukan selama 2×45 menit atau 2 jam pelajaran dengan sub pokok bahasan ibadah puasa.

Namun terdapat tambahan kegiatan berdasarkan hasil refleksi dari siklus II yaitu :

  • Guru harus optimal memberi kesempatan kepada siswar untuk berpikir kritis menjawab pertanyaan yang diajukan mengeluarkan pendapat dan guru dapat menunjuk salah satu siswa supaya mau bertanya.
    • Guru memberikan tambahan point ke siswa agar siswa terpacing untuk mengeluarkan pendapatnya

B.     Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) kelas XI HOTEL 1. Penelitian pembelajaran yang dilaksanakan pada penelitian ini telah sesuai dengan tahapan model Problem Based Learning (PBL) tahapan-tahapan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) telah menunjukan hasil yang cukup efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) siswa sedemikian rupa terlibat aktif dalam pembelajaran serta melatih kemampuan berpikir siswa secara kritis sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Hal ini terbukti berdasarkan Hasil observasi hasil belajar siswa yang dilakukan pada siklus I mencapai 45% mengalami peningkatan pada siklus II lebih meningkat menjadi 91,25%. Sejalan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL), hal serupa terjadi pada tes hasil kemampuan siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil tes kemampuan akhir siklus I diperoleh hasil kemampuan siswa dengan kemampuan mempertannyakan permasalahan mencapai 67,24% dan pada siklus II lebih meningkat lagi hingga mencapai 81,89% kategori sangat tinggi, hasil tes kemampuan akhir siklus I kemampuan menguji kebenaran permasalahan mencapai 43,10% dan pada siklus II mencapai 93,10% kategori sangat tinggi, hasil tes siklus I kemampuan menilai/membandingkan hasil dengan kriteria mencapai 42,67% dan pada siklus II meningkat hingga mencapai 92,67% kategori sangat tinggi dan hasil tes kemampuan membuat kesimpulan dari solusi permasalahan mencapai 65,51% dan pada siklus II meningkat hingga mencapai 97,41% kategori sangat tinggi. berdasarkan hasil tes penilaian peningkatan hasil belajar siswa kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta pada siklus I diperoleh rata-rata persentase hasil belajar siswa kelas XI HOTEL 1 pada kategori sedang dengan persentase 52,24%, mengalami peningakatan pada siklus II kategori sangat tinggi dengan persentase 90%. Berdasarkan analisis hasil tes siklus I siklus II, hasil belajar siswa kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Sehingga dapat di simpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dan pembahasan dapat diambil kesimpulan  bahwa penerapan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI HOTEL 1 SMK Sahid Surakarta pada mata pelajarn  Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan perincian sebagai berikut:

  1. Hasil observasi belajar siswa yang dilakukan pada siklus I mencapai 45% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 66,25% dan pada siklus II lebih meningkat menjadi 91,25%.
  2. Hasil kemampuan siswa dengan kemampuan mempertannyakan permasalahan mencapai 67,24%, pada siklus II lebih meningkat lagi hingga mencapai 81,89% kategori sangat tinggi, hasil tes kemampuan akhir siklus I kemampuan menguji kebenaran permasalahan mencapai 43,10%dan pada siklus II mencapai 93,10% kategori sangat tinggi, hasil tes siklus I kemampuan menilai/membandingkan hasil dengan kriteria mencapai 42,67% dan pada siklus II meningkat hingga mencapai 92,67%.
  3. Hasil tes kemampuan akhir siklus I kemampuan menguji kebenaran permasalahan mencapai 43,10% dan pada siklus II mencapai 93,10% kategori sangat tinggi, hasil tes siklus I kemampuan menilai/membandingkan hasil dengan kriteria mencapai 42,67% dan pada siklus II meningkat hingga mencapai 92,67% kategori sangat tinggi.

 

REFERENSI

Aditya, S. P. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Skripsi , 3-9

Amir, Mohammad Faizal and Sartika, Septi Budi (2017) Metodologi Penelitian Dasar Bidang Pendidikan. UMSIDA PRESS.

Auliyah, S. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan, 2(9): 1188-1195.

Awalia, F. (2018). Penerapan Model Problem            Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Primary, 7(1): 40-43.

Dr. Iskandar, M.Pd. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.

Dr. Rusman, S.Pd. 2016. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Dr. Tjipto Subadi, M.Si. (2010). Lesson Study Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Surakarta.

Eka, P. (2017). Problem Based Learning Models of Religious Islamic Educations. Jurnal Skripsi, 1-20.

Hurul, A. (2015). Penerapan Model Problem based Learning pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Skripsi, 1-30. Siti, A. S. (2012). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Skripsi, 1-56

Suyadi, M.Pd.I. (2018). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Situmorang, Manihar (2010) Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) Untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan Suplemen).Unimed, Medan.

Tabrani. ZA, S.Pd.I., M.S.I. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. FTK Ar-Raniry Press. Banda Ace