Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi Praktek Sholat Melalui Metode Modelling The Way Pada Siswa Kelas IV SDN 04 Karangsari Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2023/2024

Partini, S.Pd.I

partin932@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang diajarkan dengan menerapkan pembelajaran aktif metode modelling the way siswa kelas IV SD Negeri 04 Karangsari Tahun Pelajaran 2023/2024. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 33 peserta didik Tahun Pelajaran 2023/2024. Penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus dan setiap siklus terdiri dari 1 (satu) pertemuan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar dan tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir siklus. Metode untuk analisis data yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan siswa selama mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode modelling the way.

Hasil penelitian dengan metode pembelajaran modelling the way dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setelah diadakan tindakan pra siklus,siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus yaitu 38,89% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa. Dalam pelaksanaan pra siklus kriteria ketuntasan masih kurang tinggi sehingga dilanjutkan pada siklus I dengan persentase hasil belajar siswa mencapai 44,44% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa, kemudian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil belajar mencapai 88,33% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran modelling the way dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri )4 Karangsari.

Kata kunci :  Metode modelling the way , Pendidikan Agama Islam, Penelitian Tindakan Kelas

    PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan dasar utama pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan pula merupakan sarana strategis dalam pengembangan dan pelestarian sistem nilai dalam kehidupan. Dalam prosesnya pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman semata, tetapi diharapkan dengan pendidikan dapat membentuk sikap, perilaku, dan kepribadian anak. Sebab pendidikan tidak hanya menumbuhkan dan mengembangkan aspek intelektual saja, namun juga aspek sosial dan personal.

Keberhasilan proses pendidikan tidak serta merta diraih tanpa adanya peran multidimensi dari guru, siswa, orang tua, hingga lembaga-lembaga terkait lainnya. Sebagaimana disampaikan oleh (Muhammad, 2002) komponen inti dari proses pendidikan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: guru, isi atau materi pelajaran, dan peserta didik. Interaksi antara ketiganya menjadi komponen utama pada proses pendidikan didalam kelas.

Proses pendidikan atau pembelajaran dalam kelas tidak dapat terlepas dari pemilihan metode pembelajaran, alat peraga, sarana prasana, media pembelajaran, hingga situasi dan kondisi lingkungan yang mendukung. Tetapi sangat disayangkan jika selama ini metode yang digunakan oleh guru didalam kelas masih sangat pasif dan cenderung monoton. Seperti saat guru ingin menyampaikan materi terkait praktek haji, metode ceramah yang dilakukan guru menyebabkan siswa tidak mampu memhami materi dengan baik. Sehingga guru perlu mengubah metode pembelajaran yang digunakan seperti melakukan praktik di luar kelas, menyimak video pelaksanaan haji, atau metode pembelajaran lainnya.

Sebagaimana salah satunya yaitu metode Modelling The Way. Dengan metode Modelling The Way diharapkan peserta didik dapat memahami sekaligus mempraktikkan secara langsung. Dalam hal ini, metode Modelling The Way akan diintegrasikan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Materi yang akan menjadi pokok pembahasannya yakni praktek sholat.

Berdasarkan dari pembelajaran sebelumnya, terdapat beberapa permsalahan yang dihadapi di sekolah. Beberapa masalah tersebut yakni metode ceramah yang menimbulkan kejenuhan bagi siswa, metode kurang inovatif dan kurang melibatkan siswa serta kemampuan siswa yang kurang dalam melaksanakan praktek sholat. Dari permasalah tersebut guru mencoba menggunakan metode modelling the way untuk meningkatkan hasil belajar terkait praktek sholat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi praktek sholat pada Siswa Kelas IV SD N 04 Karangsari, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2023/2024. Dan diharapkan dapat membawa manfaat baik bagi siswa guru maupun sekolah guna meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan dapat meningkatkan rasa percaya diri guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas IV SDN 04 Karangsari Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2023/2024.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai modelling the way dengan mengangkat judul penelitian adalah “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi Praktek Sholat Melalui Metode Modelling The Way Pada Siswa Kelas IV SDN 04 Karangsari Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2023/2024”.

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan pendekatan PTK. Hal itu disebabkan karena penelitian dilakukan untuk membakukan metode modelling the way untuk meningkatkan hasil belajar dengan kemampuan gerakan sholat. Model tindakan itu dibakukan melalui siklus-siklus tindakan yang meliputi kegiatan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Penelitian dilaksanakan di SDN 04 Karangsari, Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar. Yang beralamat di Dusun Wates, Desa Karangsari, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, dengan kode pos 57785. Penelitian ini melibatkan siswa-siswi kelas IV SDN 04 Karangsari, Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun ajaran 2023/2024. Yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.

Data diperoleh dengan teknik observasi atau pengamatan, Tes dan Dokumentasi. Untuk memperoleh data yang valid mengenai hasil belajar siswa materi praktek sholat pada kelas IV SDN 04 Karangsari, Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun ajaran 2023/2024, maka dilakukan uji keabsahan data. Adapun caranya disesuaikan dengan alat maupun data yang diperlukan, misalnya tes tertulis akan divalidasi butir soalnya melalui kisi-kisi, observasi akan divalidasi datanya melalui triangulasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Deskribsi sebelum tindakan

Kondisi awal pembelajaran Pembelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti pada kelas IV SD Negeri 04 Karangsari guru sering menggunakan metode pembelajaran ceramah dan contoh praktek yang kurang inovatif. Siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru dan mudah jenuh. Dengan metode ceramah pula seringkali siswa tidak dapat ikut aktif terlibat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif dan pembelajaran kurang efektif.

Proses pembelajaran yang lebih sering dilakukan dengan metode ceramah menjebabkan siswa mudah mengantuk. Siswa juga sering tidak memperhatikan dan sibuk bermain sendiri, sehingga pada materi sholat dan praktek sholat siswa masih jauh dari kata tuntas. Dimana nilai ketuntasan telah ditentukan sebesar 74,34% siswa yang belum tuntas dengan nilai dibawah KKM.

  • Pra Siklus

Kegiatan pra siklus dilakukan dengan melalui beberapa tlangkah, yakni sebagai berikut :

  1. Perencanaan

Terdiri dari menyiapkan materi pembelajaran tentang tata cara sholat dan bacaan dalam sholat, modul ajar yang berkenaan dengan tata cara sholat dan prakteknya, dan membuat instrumen penilaian praktek sholat.

  • Pelaksanaan

Sebagai data pembanding digunakan metode pembelajaran ceramah sebelum metode modelling the way, hal itu untuk mengetahui hasil uji kompetensi pra siklus dengan instrumen penilaian tata cara sholat dan bacaanya. Pada tahap ini, metode ceramah menunjukkan hasil kompetensi pra siklus dengan hasil 6 (33,3%) siswa tuntas dan 12 (66.6%) sisanya belum tuntas dengan KKM sebesar 75.

  • Observasi

Pada tahap pra siklus guru menggunakan metode ceramah dari awal dan tidak dicontohkan sebuah model yang memperagakan, sehingga keaktifan siswa masih sangat rendah, siswa cenderung pasif, komunikasi hanya satu arah, siswa hanya mendengar dan mengikuti namun banyak yang tidak aktif. Banyak siswa yang belum hafal bacaan sholat, kesesuaian antara gerak dan bacaan sholat serta siswa belum berani maju praktek di depan, sehingga diperoleh nilai praktek rata-rata kelas 66,89 dan jumlah siswa yang tuntas hanya 7 siswa (38.8%) dan yang belum tuntas 11 siswa (61,1%). Data yang diperoleh pada masa prasiklus adalah sebagai berikut :

Berdasarkan tabel dan grafik nilai pra siklus di atas tentang hasil nilai praktek sholat sebelum diadakan penelitian pada siswa kelas IV SDN 04 Karangsari Tahun Pelajaran 2023/2024 dari 18 siswa, 11 siswa (61,1%) yang dinyatakan belum tuntas, 6 siswa (38,8%) dinyatakan tuntas, dengan nilai siswa terendah 52, nilai tertinggi 78 dan nilai rata-rata kelas 66,89. Hal ini masih jauh dari harapan bahwa indikator kinerja ketuntasan kelas mencapai 80%.

Dari analisis hasil belajar pra siklus dengan siklus I ketuntasan naik dari 7 siswa atau sebesar (38,89%) naik menjadi 8 siswa (44,44%) ada kenaikan sebesar 5,56% ketuntasan atau nilai di atas KKM. Dan nilai yang Tidak Tuntas dari 11 siswa (61,11%) turun menadi 10 siswa (55,56%). Meskipun pada siklus I ini sudah ada kenaikan ketuntasan, namun belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapakan yaitu 80% siswa tuntas atau mendapat nilai KKM. Maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Terdapat beberapa kekurangan pada pembelajaran siklus I, seperti:

  1. Penggunaan waktu yang tidak sesuai dengan alokasi waktu yang ada pada modul ajar, karena pembelajaran menyesuaikan dengan metode baru.
  2. Guru belum bisa mengkondisikan kelas secara efektif
  3. Siswa belum berani maju ke depan untuk mempraktekkan gerakan sholat seperti yang sudah dicontohkan oleh guru karena belum hafal bacaannya serta masih bingung menyesuaiakan antara gerakan dan bacaan sholat.
  4. Siswa belum aktif dalam mengemukakan pendapat ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

            Dengan ditemukannya beberapa kekurangan dalam pembelajaran siklus I, peneliti mengupayakan adanya perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus II dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar tentang materi praktek sholat. Upaya perbaikan yang dilakukan antara lain :

  1. Guru lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam kegiatan pembelajaran dengan mengkondisikan anak-anak, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang ada pada modul ajar.
  2. Guru juga harus mengkomunikasikan pembagian alokasi waktu pada tiap kegiatan pembelajaran kepada siswa, agar pelaksaanaan pembelajaran bisa lancar dan sesuai dengan alokasi waktu pada modul ajar.
  3. Guru harus mengkondisikan siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa kondusif dan efektif. Siswa yang belum mendapat giliran maju praktek bisa diberi tugas yang lain sehingga tidak mengganggu dan tidak bermain sendiri.
  4. Guru membimbing siswa untuk mempraktekkan gerakan sholat  dan bacaannya secara benar ketika siswa praktek di depan serta menjadi model dalam praktek sholat.
  5. Guru memotifasi siswa untuk berperan aktif dalam berpendapat ataupun dalam menjwab pertanyaan guru dengan memberikan reward atau apresiasi.
  6. Siklus II

Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru, pelaksanaan tindakan kelas pada Hari Jumat, 4 Agustus 2023, pembelajaran dimulai pukul 07.00 sampai pukul 08.55 melakukan pembelajaran pada kompetensi dasar makna ibadah sholat dengan metode modelling the way. Dengan dibantu oleh observer Ibu Dewi Purwanti, S.Pd guru kelas IV SDN 04 karangsari.

Seperti pada siklus sebelumnya dalam pembelajaran inti siswa memperhatikan tayangan gambar gerakan sholat dan bacaannya di layar monitor dan dilanjutkan tanya jawab tentang beberapa yang belum diketahui, selanjutkan siswa mulai mempraktekkan gerakan sholat dan bacaannya yaitu satu siswa maju menjadi modelling bagi satu siswa yang lain dalam mempraktekkan gerakan sholat dan bacaannya. Praktek tersebut dilakukan secara bergantian dengan siswa yang lain sampai selesai. Setiap siswa mempraktekkan gerakan sholat dan bacaan sekitar 5 menit.

Kegiatan penelitian pada siklus II meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

            Dari hasil analisis ketuntasan pra siklus ke siklus I meningkat sebesar 5,55%, pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 43,89%. Kemudian dari analisis grafik ketuntasan pra siklus sebesar 38,89%, siklus I sebesar 44,44% dan siklus II sebesar 88,33%. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus II telah tercapai ketuntasan lebih dari 80%, sehingga tidak diperlukan penelitian tahap selanjutnya.

            Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV dengan metode modelling the way materi praktek sholat menunjukkan hasil sesuai yang diharapkan. Pada masa pra siklus nilai siswa masih cenderung rendah dan presentase ketuntasan masih sangat rendah yaitu sekitar 38,89%. Metode pembelajaran yang digunakan masih dengan metode ceramah saja, sehingga siswa masih belum bisa memahami sepenuhnya materi yang disampaikan oleh guru. Siswa juga masih mengalami kesulitan menghafal tata cara, gerakan dan bacaan sholat. Dengan demikian digunakanlah metode baru berupa modelling the way untuk menyampaikan materi sholat pada siswa.

            Pada siklus I digunakan metode pembelajaran modeling the way, terdapat peningkatan hasil ketuntasan siswa dari 38,89% menjadi 44,44%. Namun hasil tersebut masih belum mencapai indikator pencapaian kerja yaitu sebesar 80%, sehingga harus dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Pada siklus ini siswa mulai menyesuaikan antara gerakan dan bacaan sholat serta sudah mulai berani memperaktekkan didepan kelas.

            Kemudian pada siklus II digunakan metode modelling the way diperoleh kenaikan yang cukup signifikan pada hasil belajar siswa, tingkat ketuntasan siswa dari siklus I sebesar 44,44% berubah menjadi 88,33% pada siklus II. Melihat indikator kinerja yang diharapkan yaitu mencapai ketuntasan 80% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat telah mencapai indikator yang telah ditentukan. Setelah dilakukan 2 siklus pembelajaran dengan metode modelling the way, diperoleh ketuntasan siswa yang kian meningkat tiap siklusnya.

            Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dari guru dan obeserver, nilai praktek sholat menunjukkan hasil yang sesuai dengan pencapain indikator keberhasilan. Dengan mengidentifikasi data yang valid, dalam hal ini data hasil penelitian dengan menerapkan metode modelling the way untuk meningkatkan hasil belajar materi praktek sholat dapat digunakan dalam pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan berupa :

  1. Pelaksanaan metode pembelajaran modelling the way pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi makna ibadah sholat di kelas IV SDN 04 Karangsari telah berjalan lancar. Ditandai dengan peningkatan keaktifan siswa yang sebelumnya cenderung pasif, jenuh dan sulih memahami materi dengan metode pembelajaran ceramah. Mulai mengalami peningatan hasil belajar setelah dilakukan penerapan metode pembelajaran modelling the way.
    1. Peningkatan hasil belajar dengan metode pembelajaran modelling the way dapat dilihat dari hasil tingkat ketuntasan siswa dari siklus I sebesar 44,44% berubah menjadi 88,33% pada siklus II. Hal tersebut menunjukkan hasil yang cukup signifikan dalam meingkatan hasil belajar siswa.

REFERENSI

Departemen Agama, R. I. (2004). Indonesia.

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad, A. (2002). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Penyusun, T. (1996). Kamus.

Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.

Siregar, S. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana. (1995). Desain dan analisis eksperimen. Bandung: Tarsito.

Wingkel, W. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grafindo.