Sholichin
Email: ahmadsholichin@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas 4A SD Islam Sunan Kalijaga Surakarta Tahun Pelajaran 2022/2023 melalui model pembelajaran kolaborasi. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif digunakan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas 4A SD Islam Sunan Kalijaga Surakarta Tahun Pelajaran 2022/2023, pada bulan Juli 2022 sampai bulan Agustus 2022. Subyek yang melakukan tindakan adalah guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Adapun obyek yang dikenai tindakan adalah peserta didik kelas 4A SD Islam Sunan Kalijaga Surakarta berjumlah 28 siswa. PTK ini menggunakan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes dan observasi. Penelitian dilakukan dengan 2 tahap, yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanan, observasi, dan refleksi. Teknis analisis data menggunakan analisis data deskriptif kualitatif yang melalui tiga tahap, yaitu reduksi, analisis dan penyimpulan data.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas 4A SD Islam Sunan Kalijaga Surakarta Tahun Pelajaran 2022/2023. Dari hasil analisis data didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (75%) dan siklus II (92,85%).
Kata Kunci : PAI , Model Pembelajaran Kolaborasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah kegiatan interaktif antara guru dengan siswa dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam keseluruhan proses pendidikan terpadu di dalam sekolah. Salah satu masalah yang sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah tentang hasil belajar siswa, masalah yang seperti ini yang cukup ditakuti bagi pelaku-pelaku pendidikan. baik itu pemerintah, satuan pendidikan termasuk guru dan siswa itu sendiri. Namun yang paling berhubungan dengan hal ini adalah guru dan peserta didik saat proses pembelajaran. Ini berarti upaya dalam mencapai tujuan pendidikan, dalam pembelajaran tidak lepas dari peran serta guru dan siswa. Tindakan guru dalam pengajaran sesuai dengan pengetahuan, komponen materi, metode dan tujuan pembelajaran
Dalam sebuah komponen pembelajaran tersebut terdiri dari pendekatan metode dan teknik dalam pembelajaran, komponen tersebut harus dimiliki oleh guru. Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilakukan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan ataucara yang teratur untuk melakukan pembelajaran. Guru dapat mewujudkan pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran efektif diterapkan pada peserta didik
Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi siswa, karena pendidikan dasar merupakan pondasi awal bagi peserta didik untuk membuka wawasannya. Disamping itu guru dituntut menciptakan situasi belajar dan mengajar yang kondusif. Dengan adanya situasi yang kondusif serta pembelajaran yang efektif diharapkan dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.Keberhasilan siswa dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh besar kecilnya semangat belajar siswa yang bersangkutan.
Agar keberhasilan pembelajaran dan proses pengajaran efektif, guru harus mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi tidak bertumpu pada satu metode. Metode yang bervariasi dapat merubah kejenuhan siswa sehingga siswa lebih senang dan semangat dalam belajar. Penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, materi yang disampaikan sesuai dengan kemampuan siswa dan kemampuan.
Sejalan dengan inovasi pembelajaran akhir-akhir ini termasuk di Sekolah Dasar, yaitu: Kolaborasi. Interaksi belajar mengajarnya menuntut anak didik untuk aktif, kreatif dan senang yang melibatkan secara optimal mental dan fisik mereka. Tingkat keaktifan, kreatifitas, dan kesenangan mereka dalam belajar merupakan rentangan kontinum dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Tetapi idealnya pada kontinum yang tertinggi baik pelibatan aspek mental maupun fisik anak didik. Oleh karena itu, interaksi belajar mengajar dengan paradigma Kolaborasi menuntut anak: berbuat, terlibat dalam kegiatan, mengamati secara visual dan mencerap informasi secara verbal.
Dengan demikian, interaksi belajar mengajar idealnya mampu membelajarkan anak didik berdasarkan problem based learning, authentic instruction, inquiry based learning, project based learning, service learning, and cooperative learning. Pola interaksi yang mampu mengemas hal tersebut dapat mengubah paradigma pembelajaran aktif menjadi paradigma pembelajaran reflektif.
Dengan interaksi pembelajaran reflektif dapat membuat anak didik untuk menjadikan hasil belajar sebagai referensi refleksi kritis tentang dampak ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat; mengasah kepedulian sosial, mengasah hati nurani, dan bertanggungjawab terhadap karirnya kelak. Kemampuan ini dimiliki anak didik, karena dengan pola interaksi pembelajaran tersebut, dapat membuat anak didik aktif dalam berfikir (mind-on), aktif dalam berbuat (hand-on), mengembangkan kemampuan bertanya, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, dan membudayakan untuk memecahkan permasalahan baik secara personal maupun sosial.
Agar hasil ini dapat optimal, guru dituntut untuk mengubah peran dan fungsinya menjadi fasilitator, mediator, mitra belajar anak didik, dan evaluator. Ini berarti, guru harus menciptakan interaksi pembelajaran yang demokratis dan dialogis antara guru dengan anak didik, dan anak didik dengan anak didik (Moh. Shochib: 1999; dan Paul Suparno dkk: 2001).
Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Pengajaran kolaborasi Pada Siswa Kelas 4A SD Islam Sunan Kalijaga Surakarta Tahun Pelajaran 2022/2023.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif kualitatif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknis tes dan observasi. Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Teknis analisis data menggunakan analisis data deskriptif kualitataif yang melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, analisis dan penyimpulan data.
Indikator tercapainya keberhasilan dari penelitian ini yaitu prosentase ketuntasan belajar peserta didik minimal 85%.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Pra Siklus
Kondisi awal hasil belajar peserta didik didapatkan dari tes kemampuan awal sebelum penelitian pada peserta didik Kelas 4A di SD Islam Sunan Kalijaga Surakarta. Hasil belajar peserta didik sebelum Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal (Fadhli Nadia, 2018: 852). Adapaun data yang diperoleh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Dari data tes kemampuan awal di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada awal penelitian belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dimana hasil belajar hanya mencapai ketuntasan 64,28% dengan jumlah siswa yang tuntas ataupun berhasil mengikuti pembelajaran sebanyak 18 siswa. Sehingga siswa yang belum tuntas dalam proses pembelajaran PAI & PB ini bejumlah 10 siswa yaitu sekitar 35,72%. Dengan demikian data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik belum mencapai batas ketuntasan minimum, sehingga perlu diadakan tindakan yakni siklus 1
- Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II pada Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Pengajaran kolaborasi Pada Siswa Kelas 4A SD Islam Sunan Kalijaga Surakarta Tahun Pelajaran 2022/2023, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 5.1 Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar dan Kemampuan Guru PAI siklus I dan Siklus II
No | Deskripsi | Siklus I | Siklus II |
1 | Rata-rata skor tercapai | 76,78 | 87,50 |
2 | Prosentase ketuntasan | 75 | 92,85 |
3 | Kemampuan guru | 75 | 89,95 |
4 | Aktifitas peserta didik | 64 | 86,4 |
Diagram 5.1 Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar dan Kemampuan Guru PAI siklus I dan Siklus II
Berdasarkan data diatas bahwa 1). melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model Kolaborasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan siklus II) yaitu 75% dan 92,85%, adanya peningkatan sebesar 17,85%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Sedangkan rata-rata skor tercapai juga meningkat dari siklus I dan siklus II yaitu 76,78 dan 87,50 adanya peningkatan sebesar 10,72. 2). Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pengajaran konstekstual model pengajaran kolaboratif dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. Adapun data yang diperoleh pada siklus I sebesar 75% sedangkan pada siklus II sebesar 89,95% dengan adanya peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yaitu sekitar 14,95%. 3). Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan model pengajaran kolaborasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan . Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PAI pada pokok bahasan kisah hijrah Nabi Muhammad SAW pada sub bahasan sebab-sebah hijrah Nabi Muhammad SAW dengan model pengajaran kolaborasi yang paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Data menunjukkan bahwa pada siklus I sebesar 64% sedangkan pada siklus II sebesar 86,4% dengan adanya peningkatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran sekitar 14,95%.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama dua siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Pembelajaran model Kolaborasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (75%) dan siklus II (92,85%). 2). Model pengajaran kolaborasi dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan. 3). Dengan menerapkan model pembelajaran kolaborasi dapat menjadikan peserta didik lebih aktif, kreatif, dan mendorong peserta didik untuk meningkatkan keberanian dalam mengungkapkan pendapat dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. 4). Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok.
Setelah terbukti bahwa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kolaborasi dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas 4A SD Islam Sunan Kalijaga Surakarta Tahun Pelajaran 2022/2023. Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya bahwa metode kolaborasi dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam , maka dapat disampaikan saran sebagai berikut: 1). Pihak sekolah agar lebih bekerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendukung berbagai penelitian pendidikan yang ada, agar lebih mendorong guru bersikap kreatif dan inovatif dalam menciptakan strategi, metode, model, serta media pembelajaran yang dapat diterapkan, agar lebih meningkatkan fasilitas pembelajaran yang ada sehingga hasil pembelajaran lebih maksimal. 2). Guru hendaknya bersikap kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat lebih menarik dan tidak menjenuhkan, pembelajaran dengan model kolaborasi bisa diterapkan oleh guru kelas ataupun guru mata pelajaran sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 3). Peserta didik sangat perlu bersikap proaktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pemahaman materi menjadi lebih mudah dipahami dan harus mempunyai minat belajar yang tinggi, karena dengan minat yang tinggi dapat meningkatkan hasil belajar.
REFERENSI
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Univesitas Negeri Surabaya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.